- Nasional
- August 31, 2022
- No Comment
Soal Ibadah Haji, DPR: Kemenag Jangan Sendiri Negosiasi ke Saudi

Forumterkininews.id, Jakarta- Anggota Komisi VIII DPR RI, Bukhori Yusuf meminta Kementerian Agama (Kemenag) tidak sendirian dalam negosiasi dengan pemerintah Arab Saudi terkait penyelenggaraan ibadah haji.
Dijelaskan Bukhori, pemerintah Arab Saudi secara serta-merta menetapkan harga layanan transportasi dan akomodasi jemaah dari Makkah ke Arafah (masyair) yang tidak masuk akal.
Terlebih, meski harga masyair itu naik signifikan, fasilitas yang diberikan oleh pihak Saudi tidak sesuai dengan tingginya harga tersebut.
“Saya heran, kenapa ketika Pemerintah Saudi menetapkan harga masyair yang tidak masuk akal itu, tidak melalui negosiasi. Walaupun hanya diberi waktu beberapa hari, jangankan jarak 3 hari, 1 hari pun harus mampu menegosiasi, karena Kemenag telah mengurus masalah haji berpuluh-puluh tahun. Artinya pasti sudah sangat expert di berbagai aspek dalam urusan haji,” kata Bukhori dalam keterangan persnya, Rabu (31/8).
Anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) itu menyebutkan, semula harga masyair 1.400 riyal kemudian tiba-tiba naik menjadi 6.400 riyal. Katanya, ini jelas bukan kenaikan harga melainkan penetapan harga baru.
“Persoalannya sebetulnya bukan di rasional atau tidak rasional harga itu, tetapi adalah kemampuan negosiasi. Jadi harus mencari negotiable yang baik dalam konteks ini,” ujar Bukhori.
Saudi, kata Bukhori, adalah penyedia layanan haji dan Indonesia adalah pengguna layanannya. Karena hubungan inilah, pengguna dan penyedia sudah sewajarnya melakukan negosiasi.
“Ini dunia sudah terbuka. Ini perdagangan. Kalau perdagangan, enggak ada kaitan dengan ibadah. Ibadah kan prosesnya. Sedangkan tempat, wukuf, tenda, itu kan perdagangan semua. Karena itu, harus negotiable,” tambahnya.
Untuk itu, Bukhori menyarankan Kemenag untuk tidak sendirian dalam melakukan negosiasi dengan Saudi, terutama soal harga masyair itu. Menurutnya, pemerintah RI perlu melibatkan negara-negara Muslim lain demi mendapatkan harga yang rasional.
“Kalau negosiasi, jangan sendiri, libatkan banyak negara Muslim lainnya, seperti Turki, Pakistan, sehingga mendapatkan hasil yang masuk akal,” tandasnya.