Hasil Survei Sebut Tingkat Popularitas Parpol Baru Masih Rendah

Hasil Survei Sebut Tingkat Popularitas Parpol Baru Masih Rendah
Ilustrasi Pemilu 2024. Foto: Istimewa.

Forumterkininews.id, Jakarta – Survei Lingkar Kajian Strategis dan Pembangunan (LKSP) tentang Konstalasi Politik Jelang Pemilu 2024 menunjukan tingkat popularitas sejumlah partai baru di lingkup publik  masih sangat rendah.

Dari 1.350 responden yang disurvei secara tatap muka diketahui tingkat popularitas Partai Ummat, Partai Buruh, Partai Gelora, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) hanya mencapai 0,1 persen. Sementara Partai Garuda hanya mencapai 0 persen alias tidak ada yang mengenal.

“Berdasarkan hasil survei yang sama diketahui juga tingkat popularitas PDIP mencapai 29,6 persen, Partai Golkar 17,0 persen, Partai Gerindra 9,9 persen, PKS 8,4 persen dan PKB 8,1 persen. Sedangkan Partai Demokrat 6,7 persen, Partai Nasdem 4,1 persen, PPP 3,5 persen, PAN 1,7 persen, Perindo 1,1 persen, PBB 0,4 persen, Partai Hanura 0,3 persen dan PSI 0,2 persen,” ujar Direktur LKSP, Andika Rachman, dalam keterangan resminya, Jumat (17/3).

Andika menambahkan selain tingkat popularitas yang minim, tingkat keterpilihan atau elektabilitas partai baru di pemilu 2024 juga sangat rendah.

Misalnya, kata Andika, saat kepada responden ditanyakan, “Jika pemilu dilaksanakan pada hari ini, partai politik mana yang akan Anda pilih?” Hasilnya responden yang memilih Partai Gelora mencapai 0,2 persen dan Partai Buruh 0,1 persen. Sementara yang memilih PKN, Partai Garuda dan Partai Ummat hanya 0 persen.

“Berdasarkan hasil survei ini bisa dilihat bahwa ada beberapa partai baru yang secara popularitas sudah dikenal tetapi masyarakat masih ragu untuk memilihnya,” lanjutnya.

Menanggapi hasil survei tersebut, Direktur Center for Indonesian Reform (CIR), Hidayaturrahman menyebut partai baru peserta pemilu harus lebih aktif bersosialisasi kepada masyarakat. Hasil survei ini merupakan peringatan (warning) kepada partai-partai baru untuk lebih kreatif mengenalkan partai kepada masyarakat.

BACA JUGA:   Pendaftaran Peserta Pemilu Ditutup, 40 Parpol Daftar ke KPU

“Para pimpinan partai baru harus memahami bahwa keberadaan tokoh di partai bukan jaminan popularitas dan elektabilitas partai akan lebih baik. Karena itu perlu didukung oleh strategi sosialisasi yang komprehensif menggunakan berbagai sarana yang dibolehkan menurut undang-undang,”katanya.

Berdasarkan data tersebut lanjut Hidayat,  bisa ditarik kesimpulan bahwa popularitas tokoh pada partai tidak bisa langsung dikonversi menjadi popularitas partai, apalagi dikonversi menjadi elektabilitas partai.  Untuk mengubahnya perlu ada terobosan dan variabel lain yang perlu dilakukan partai.

Hidayat menambahkan karakter pemilih sekarang lebih rasional sehingga tidak bisa dipengaruhi hanya dengan variabel ketokohan semata.

Pemilih umumnya akan memberikan dukungan kepada partai atau tokoh yang mempunyai program yang dibutuhkan. Semakin banyak program yang bisa dirasakan oleh masyarakat maka akan semakin besar partai atau tokoh itu akan mendapat dukungan.

Baca Lainnya

Waduh, BNPT Mengklaim Ada Parpol Baru Terafiliasi Teroris

Waduh, BNPT Mengklaim Ada Parpol Baru Terafiliasi Teroris

Forumterkininews.id, Jakarta- Kepala BNPT Boy Rafli Amar menyebut ada…
Mahfud MD Pastikan Tidak ada Penundaan Pemilu

Mahfud MD Pastikan Tidak ada Penundaan Pemilu

Forumterkininews.id, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan…
Verifikasi Ulang, Partai Ummat Dinyatakan Memenuhi Syarat Ikut Pemilu 2024

Verifikasi Ulang, Partai Ummat Dinyatakan Memenuhi Syarat Ikut Pemilu…

Forumterkininews.id, Jakarta- Sempat gagal di tahapan verifikasi faktual karena…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *